16 February 2009

Kisah Tragis Anak Manusia Indonesia

Berita menyedihkan sekaligus mengenaskan terjadi di Kupang - Nusa Tenggara Timur hari Jumat ( 13/2 ). Karena miskin seorang ibu harus kehilangan anaknya. Ibu yang malang itu bernama Ny. Yacobus Amanut (37).
Sejak hari Minggu ( 8/2 ) lalu anak Ny.Yacobus menderita diare. Karena tidak punya uang, ibu itu tidak langsung membawa anaknya ke rumah sakit. Pada hari Kamis (12/2), kondisi Sipri, bocah malang berusia 2 tahun itu semakin memburuk. Maka, ibu itupun membawa Sipri ke RSUD WZ Yohannes Kupang. Namun pada hari Jumat (13/2) dini hari, nyawa Sipri tak tertolong lagi. Anak kecil yang sedang lucu-lucunya itu meninggal dunia karena terlambat mendapat pertolongan.

Karena sudah tak bernyawa lagi. maka jenazah bocah malang itupun disemayamkan di ruang jenazah RSUD WZ Yohannes Kupang. Tanpa mendapat perawatan yang memadai. Kira-kira pukul 15.00 Amanut meminta agar ambulans mengantar jenazah anaknya ke rumah duka di Kelurahan Liliba yang jaraknya sekitar 5 kilometer dari rumah sakit. Namun petugas ambulans meminta ongkos Rp 300.000 hanya untuk mengantarkan jenazah yang lokasinya tidak seberapa jauh jaraknya itu. Sebuah harga yang mahal, bahkan lebih mahal dari tiket pesawat terbang untuk rute sependek itu.

Ketika Amanut mengatakan bahwa dirinya tidak punya uang, petugas itu berlalu tanpa memberikan kepastian apakah ambulans itu bisa dipakai atau tidak. Petugas itu tidak peduli pada keadaan Amanut yang saat itu sedang kalut karena kehilangan anak yang dikasihinya. Setelah lelah menunggu selama satu jam tanpa kabar, Amanut akhirnya menggendong jenazah anaknya pulang ke rumahnya. Sungguh, tak berperikemanusiaan.

Namun Tuhan sungguh baik. Setelah berjalan 500 meter keluar dari RSUD WZ Yohannes, muncullah sebuah mobil yang baru pulang dari mengantar bahan bangunan dan berpapasan dengannya. Si supir yang baik hati itu menghentikan mobil, lalu turun dari mobilnya dan bertanya apa yang terjadi. Mendengar kisah Amanut, hati supir itu tergerak oleh belas kasihan. Demi kemanusiaan, supri itu mengantarkan Amanut dan jenazah anaknya pulang, tanpa meminta ongkos sepeserpun.
Berita pengabaian jenazah pasien miskin itu menyebar kemana-mana. Pihak RSUD WZ Yohannes ketika dikonfirmasi mengenai hal ini berdalih, dengan mengatakan bila ada kartu Jamkesmas dari orang tua maka pasien, termasuk jenazah pasien, akan mendapat pelayanan. Apabila keluarga pasien tidak memiliki kartu Jamkesmas, maka keluarga pasien bisa menguru surat keterangan miskin dari keluarahan atau RT setempat sebelum masuk rumah sakit. Kalau tidak ada surat keterangan atau kartu miskin maka rumah sakit akan mengalami kesulitan untuk melayani. Dan untuk layanan ambulans, jenazah keluarga miskin bisa diantar cuma-cuma, namun syaratnya ( lagi-lagi ) harus ada surat keterangan. Kalau bisa dipersulit, kenapa harus dipermudah ya?

Beginilah wajah rumah sakit Indonesia. Tidak ada uang, nyawa melayang. Tidak ada uang, silakan pulang, Wajah kemanusiaan yang harusnya terpancar dari seluruh roman muka petugas rumah sakit ( termasuk bagian pendaftarannya ) tidak tampak lagi bila tidak ada uang. Yang ditampilkan justru wajah sebeku mayat. Tanpa ekspresi. Dingin tanpa belas kasihan. Padahal di hadapannya keluarga pasien sudah bersimbah airmata penuh permohonan.. Jangan harap pihak rumah sakit akan bergeming. Tidak akan. Tidak ada uang, tidak ada perawatan. Uang lebih penting daripada nyawa manusia. Alasannya klise. Alat rumah sakit mahal. Tenaga dokter, juru rawat dan obat semuanya mahal.

Tetapi kan ada jamkesnas... . Memang ada jamkesnas dari pemerintah untuk keluarga tidak mampu alias miskin. Namun sayangnya, sosialisasinya sama sekali tidak menyentuh rakyat lapisan bawah. Banyak masyarakat miskin yang tidak punya televisi, tidak tahu-menahu tentang fasilitas pengobatan gratis ini. Lantas dimana letak miss sosialisasinya? Aparat desakah?
Lantas apa yang harus dilakukan? Haruskah dibiarkan pihak rumah sakit membiarkan pasiennya mati begitu saja tanpa perawatan karena miskin? Haruskah dimaklumi semua alasan keuangan untuk mengabaikan keselamatan pasien? Mari camkan Firman Tuhan ini : "Janganlah merampasi orang lemah, karena ia lemah, dan janganlah menginjak-injak orang yang berkesusahan di pintu gerbang. Sebab TUHAN membela perkara mereka, dan mengambil nyawa orang yang merampasi mereka. " ( Amsal 22:22,23 ). Hidup adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan kepada manusia. Hargailah manusia sebagaimana Tuhan menghargainya, siapapun dia dan betapapun miskinnya dia. ( Eva )
Terang Dunia Jumat, 13 Februari 2009